Setelah perpisahan sekolah di SD aku mulai mencari pilihan sekolah ke SMP dan aku ingin masuk MTs di dekat rumahku. Ada SMP 8 dan sebuah mts swasta dan sebuah SMP islam. Aku menjatuhkan pilihanku ke mtsn jambi timur cukup jauh dari rumahku (lokasinya dekat dengan rumah dan SD ku waktu kecil dulu) butuh waktu naik angkutan kota sekitar setengah jam dan letaknya di kota berbeda dengan rumahku yang ada di kabupaten.
Di mts ku aku bertemu teman teman SD ku dulu waktu kecil yaitu yanti dan sugeng, aku mendengar informasi sugeng sangat pintar dan berprestasi rangking antara satu sampai tiga di SD dulu dan yanti cewek pintar yang juga temanku saat aku kecil dulu.
Dan aku bertemu dua temanku lagi yang juga sangat pintar yaitu rudaini dan Singgih, Singgih adalah temanku pulang dari sekolahan karena rumah kami searah Singgih di solok lebih jauh dari desaku kasang pudak.
Singgih biasa naik sepeda setelah turun dari angkutan kota, sepedanya dititipkan di tempat penitipan sepeda. Aku juga tak tahu alasan dia masuk mts ku. Karena kupikir jauh sekali jaraknya belum lagi bagaimana jika sepedanya rusak.
Kalau rudaini rumahnya masih di dekat mts ku, rudini dan singgih adalah anak yang pintar dan aku yang agak begitu pintar berteman dengan mereka adalah hal yang aneh dan lagi mereka sering di puji guru karena kepintarannya, akupun selain dengan sugeng aku juga banyak menghabiskan waktu dengan mereka berdua.
Selain itu aku juga bertemu dengan Alan dan dedi. Alan lah yang nanti menjadi teman band ku di waktu kuliah nanti.
Di mts aku banyak belajar agama tentang sejarah nabi Muhammad SAW dan pelajaran lainya seperti aqidah akhlak, tentang kajian fiqih, bahasa Arab. Pelajaran pelajaran itu banyak membekas di diriku dan menambah luasnya khasanah keilmuan keagamaan ku, tapi itu masih belum cukup karena ayahku ingin memasukan ku ke pesantren.
Aku dibawa ke pesantren saat akan memasuki kelas tiga mts, dipesantren apa yang akan terjadi fikirkan "apa aku akan jadi ustadz" Atau "karena keinginanku sekolah di sekolah agama" Itu fikirku. Aku benar benar di bawa ke pesantren dan akan dimasukan jika aku siap. Aku diam mengamati anak pesantren, sarungan, melakukan aktifitas mereka sehari hari, sebagian membawa kitab di tangan mereka dan aku sempat di bawa ketiga pesantren da n aku tolak semua. "Mungkin setelah lulus saja pak aku masuk pesantren" Sanggah ku ke ayahku. Ayahku menyanggupi.
Akupun masuk ke kelas 3mts dan ternyata aku berpisah dengan temanku, biasanya aku bersama dengan temanku sekelas rudi atau Singgih tapi kelas tiga ini berbeda aku di kelas 3c aku merasa berbeda sendiri dibanding teman temanku dikelas ini. Tidak ada lagi murid yang benar benar jenius aku jadi merasa down karena ini, aku tidak lagi Sekalas dengan Singgih, rudini ataupun sugeng dan di kelasku dikenal dengan kelas preman atau kelas murid yang banyak berkelakuan buruk, tapi ada titik terang disitu aku yang biasanya malas menjadi rajin.
Aku mulai mengikuti dan aktif pelajaran di kelas aku juga mulai lebih menyukai matematika seolah olah semua rumusnya menempel di kepalaku aku jadi lebih aktif belajar di kelas, pernah suatu ketika ketika ulangan guru memberi soal setelah selesai memberi soal matematika dalam kurang waktu kurang dari lima menit aku sudah menjawab semua soal dan mengumpulkan ya dan ternyata jawaban matematika ku betul semua dan aku diberi tugas oleh guru matematika ku mengoreksi semua jawaban teman sekelasku.
Dan akhirnya aku mendapat peringkat 2 di kelasku semua berkat semangat dan support temanku rudini dan Singgih mereka senang sekali aku mendapat peringkat 2 diwaktu itu aku tidak bisa mengalahkan rangking 1 didi.
Waktu pun berlalu tiba perpisahan akhirnya teman temanku memilih ada yang sama favorit dan ada yang ke SMK. Aku sendiri akhirnya masuk pesantren dan masuk sma swasta.